Sejak pertemuan itu, aku jadi sering main ke pohon Jimmy
Hendrix untuk menemani Surkenti sekaligus membawa pulang blueberry untuk
koloniku. kami semakin dekat satu sama lain, tiap hari kubawakan dia madu
sebagai balasan karena dia sudah memberiku blueberry. Oh iya, koloni kami juga
menghasilkan madu loh, namanya madu semut. Madu itu dihasilkan dari sisa
makanan yang kami kumpulkan dan diproses sedemikian rupa. Biasanya madu ini
disimpan untuk cadangan makanan kami di musim kemarau seperti saat ini dimana
makanan sulit sekali didapat. Aku dan Surkenti menjadi semakin dekat, kemana2
kami selalu berdua. Mungkin ini yang
dinamakan persahabatan sebenarnya yang tidak terbatas oleh border monarchy seperti di koloniku. Aku merasa bebas, aku
merasa bahagia saat berada di dekat ulat kecil tembem berwarna hijau yang lucu
ini. Aku sendiri kadang juga bingung, kenapa aku yang seekor semut ini malah bisa bersahabat
dekat dengan lebah dan ulat, sedangkan dengan sesama semut aku tidak bisa
sedekat ini. Apa ada yang salah denganku? Dan yang lebih sulit lagi kujelaskan,
sepertinya aku mulai jatuh cinta pada Surkenti, aku suka karena dia itu baik,
menyenangkan dan apa adanya. apa aku sudah menyalahi kodratku sebagai seekor
semut? Ah entahlah, aku akan ceritakan ini semua pada Pedro, walaupun kadang
aku sulit mengerti kata2nya, tapi menurutku dia adalah sahabat yang sangat
bijak. Maka siang itu saat pedro sedang makan siang dengan gaya bebas di ‘InsectSquare’
aku mendatanginya. Oh iya, InsectSquare sebenarnya adalah batang pohon yang
sudah tumbang dan berlubang ditengahnya hingga membentuk suatu ruangan yang
biasa kami para serangga gunakan untuk berkumpul dan bercengkerama disana. Makanan
berserakan semua di mulut dan muka pedro, memang sudah kebiasaannya kalau makan
dia memang sangat ugal-ugalan. Ibarat genre music, gaya makannya adalah genre
music dangdut koplo. Bukak sithik, joss!! Aku memulai curhatku kepada Pedro
dengan sebuah pantun
“bajing loncat keinjek kebo, aku mau curhat nih bro”.
seperti
biasa Pedro is only buzzing
“zzzzzzzzz, ganggu aja sih, orang lagi mikirin negara kok
diganggu.”
Dengan
gemas bercampur sebel aku mengeluarkan bahasa ‘ant’cient ku
“mikir negoro? Chepalothorax-mu sempal kui dro, nek gek madang
pancen dapurmu ki njelehi!”
Setelah
kukeplak chepalothorax-nya baru dia serius.
“hahahah, iya2.. gimana, gimana Ant’? Mau cerita apa?”
aku
jadi bingung mau memulai darimana, akhirnya akupun memulai curhatku lagi lagi
dengan sebuah pantun (biarin!! Gak usah protes!! Lg seneng pantun nih.)
“bajing loncat ketabrak kereta, aku mau curhat soal cinta”
(hahaha,
kasian ya daritadi bajing loncatnya sial melulu hahahaha.) Akhirnya aku
ceritakan semua kepada pedro saat aku dikejar emprit tulalit, lalu tentang
perkenalanku dengan seekor ulat kecil tembem berwarna hijau yang lucu yang
bernama Surkenti tapi maunya dipanggil Kent, tentang kebaikan dan keramahannya,
tentang kebersamaan kami selama ini, dan akhirnya kuceritakan tentang dirinya
yang menumbuhkan benih-benih cinta yang menyesaki rongga trachea-ku. Aku
tersenyum sendiri membayangkan pribadi Kent yang begitu hangat, senyumnya mampu
meluluhkan hatiku. Tiba2 Pedro tersedak hingga semua makanannya muncrat ke
wajahku. Semua bayangan indahku pun hilang, berganti dengan cairan ludah
bercampur gudal yang memenuhi mukaku. Waktunya pake bahasa ant’cient..
hahahaha.
“buuoossooook koe dro!!
Bajiruuuutt!!”
“sorry Ant’, ceritamu bikin aku
shock sih. Kamu beneran cinta sama ulat? Ih. ngeri lho lek, ini
bukan masalah kecil lagi. Ini berat,
beraaat Ant’.”
“akan lebih berat lagi kalau
kamu gak bersihin ni sampah dari mukaku Dro!”
Pedro
mengibaskan sayapnya, dan seketika wajahku bersih sempurna.
“Bersih sih bersih dro, tapi gak gini2 juga kali..”
Dan
aku sudah berada di pojokan ruangan dengan posisi bokong diatas dan kursi
diatas bokongku. kibasan sayap pedro
terlalu kuat hingga menerbangkanku ke pojokan ruangan. Kali ini kumaafkan dia
karena aku sangat butuh pendapatnya.
“terus aku harus gimana Dro?
Kamu kan biasanya bijak. Ayolah tolong aku.”
“hhmmm.. cinta itu anugerah, gak semua makhluk bisa merasakan
cinta yang sesungguhnya. Tetapi masalahnya disini adalah: kalian itu berbeda,
sangat susah mempersatukan perbedaan. Apalagi di lingkungan kolot dan orthodox
seperti kerajaan semut mu. Aku tau bagaimana rasa cinta itu, aku pernah
menyesal karena tak kuikuti cintaku dulu, dan itu rasanya lebih sakit daripada
digigit semut. Jadi kalau menurutku sih perjuangkan saja cintamu, tapi jangan
sampai ratu-mu tau.”
Nasehat
Pedro kali ini kupahami sekali, dengan semangat membara aku merencanakan
penembakan terhadap Surkenti esok hari.
=> to be continued
coming soon SURKENTI - The Tetralogy (part 3)
=> to be continued
coming soon SURKENTI - The Tetralogy (part 3)
tak sabar baca part 3! hahahahaha
BalasHapusterimakasih apresiasinya mas fhani.. part 3 is in progress..
BalasHapusaku penasaran sama PEDRO!!!! wkwkkwkkwkk,..
BalasHapushahaha, di part 3 Insya Allah akan saya tunjukkan fotonya.. hahahahaha..
BalasHapushahahah.. Insya Allah di part3 akan kutunjukkan fotonya.. ditunggu ya....
BalasHapusmana mana manaa???
BalasHapussik to, lebaran prei sik.. mudik.. hahahahah
BalasHapus