Powered By Blogger

Selasa, 14 Agustus 2012

SURKENTI - The Tetralogy (part 2)


Sejak pertemuan itu, aku jadi sering main ke pohon Jimmy Hendrix untuk menemani Surkenti sekaligus membawa pulang blueberry untuk koloniku. kami semakin dekat satu sama lain, tiap hari kubawakan dia madu sebagai balasan karena dia sudah memberiku blueberry. Oh iya, koloni kami juga menghasilkan madu loh, namanya madu semut. Madu itu dihasilkan dari sisa makanan yang kami kumpulkan dan diproses sedemikian rupa. Biasanya madu ini disimpan untuk cadangan makanan kami di musim kemarau seperti saat ini dimana makanan sulit sekali didapat. Aku dan Surkenti menjadi semakin dekat, kemana2 kami selalu berdua.  Mungkin ini yang dinamakan persahabatan sebenarnya yang tidak terbatas oleh border monarchy  seperti di koloniku. Aku merasa bebas, aku merasa bahagia saat berada di dekat ulat kecil tembem berwarna hijau yang lucu ini. Aku sendiri kadang juga bingung, kenapa aku  yang seekor semut ini malah bisa bersahabat dekat dengan lebah dan ulat, sedangkan dengan sesama semut aku tidak bisa sedekat ini. Apa ada yang salah denganku? Dan yang lebih sulit lagi kujelaskan, sepertinya aku mulai jatuh cinta pada Surkenti, aku suka karena dia itu baik, menyenangkan dan apa adanya. apa aku sudah menyalahi kodratku sebagai seekor semut? Ah entahlah, aku akan ceritakan ini semua pada Pedro, walaupun kadang aku sulit mengerti kata2nya, tapi menurutku dia adalah sahabat yang sangat bijak. Maka siang itu saat pedro sedang makan siang dengan gaya bebas di ‘InsectSquare’ aku mendatanginya. Oh iya, InsectSquare sebenarnya adalah batang pohon yang sudah tumbang dan berlubang ditengahnya hingga membentuk suatu ruangan yang biasa kami para serangga gunakan untuk berkumpul dan bercengkerama disana. Makanan berserakan semua di mulut dan muka pedro, memang sudah kebiasaannya kalau makan dia memang sangat ugal-ugalan. Ibarat genre music, gaya makannya adalah genre music dangdut koplo. Bukak sithik, joss!! Aku memulai curhatku kepada Pedro dengan sebuah pantun
“bajing loncat keinjek kebo, aku mau curhat nih bro”.
seperti biasa Pedro is only buzzing
“zzzzzzzzz, ganggu aja sih, orang lagi mikirin negara kok diganggu.”
Dengan gemas bercampur sebel aku mengeluarkan bahasa ‘ant’cient ku
“mikir negoro? Chepalothorax-mu sempal kui dro, nek gek madang pancen dapurmu ki njelehi!”
Setelah kukeplak chepalothorax-nya baru dia serius.
“hahahah, iya2.. gimana, gimana Ant’? Mau cerita apa?”
aku jadi bingung mau memulai darimana, akhirnya akupun memulai curhatku lagi lagi dengan sebuah pantun (biarin!! Gak usah protes!! Lg seneng pantun nih.)
“bajing loncat ketabrak kereta, aku mau curhat soal cinta”
(hahaha, kasian ya daritadi bajing loncatnya sial melulu hahahaha.) Akhirnya aku ceritakan semua kepada pedro saat aku dikejar emprit tulalit, lalu tentang perkenalanku dengan seekor ulat kecil tembem berwarna hijau yang lucu yang bernama Surkenti tapi maunya dipanggil Kent, tentang kebaikan dan keramahannya, tentang kebersamaan kami selama ini, dan akhirnya kuceritakan tentang dirinya yang menumbuhkan benih-benih cinta yang menyesaki rongga trachea-ku. Aku tersenyum sendiri membayangkan pribadi Kent yang begitu hangat, senyumnya mampu meluluhkan hatiku. Tiba2 Pedro tersedak hingga semua makanannya muncrat ke wajahku. Semua bayangan indahku pun hilang, berganti dengan cairan ludah bercampur gudal yang memenuhi mukaku. Waktunya pake bahasa ant’cient.. hahahaha.
                “buuoossooook koe dro!! Bajiruuuutt!!”
                “sorry Ant’, ceritamu bikin aku shock sih. Kamu beneran cinta sama ulat? Ih. ngeri lho lek, ini
                bukan masalah kecil lagi. Ini berat, beraaat Ant’.”
                “akan lebih berat lagi kalau kamu gak bersihin ni sampah dari mukaku Dro!”
Pedro mengibaskan sayapnya, dan seketika wajahku bersih sempurna.
“Bersih sih bersih dro, tapi gak gini2 juga kali..”
Dan aku sudah berada di pojokan ruangan dengan posisi bokong diatas dan kursi diatas bokongku.  kibasan sayap pedro terlalu kuat hingga menerbangkanku ke pojokan ruangan. Kali ini kumaafkan dia karena aku sangat butuh pendapatnya.
                “terus aku harus gimana Dro? Kamu kan biasanya bijak. Ayolah tolong aku.”
“hhmmm.. cinta itu anugerah, gak semua makhluk bisa merasakan cinta yang sesungguhnya. Tetapi masalahnya disini adalah: kalian itu berbeda, sangat susah mempersatukan perbedaan. Apalagi di lingkungan kolot dan orthodox seperti kerajaan semut mu. Aku tau bagaimana rasa cinta itu, aku pernah menyesal karena tak kuikuti cintaku dulu, dan itu rasanya lebih sakit daripada digigit semut. Jadi kalau menurutku sih perjuangkan saja cintamu, tapi jangan sampai ratu-mu tau.”
Nasehat Pedro kali ini kupahami sekali, dengan semangat membara aku merencanakan penembakan terhadap Surkenti esok hari.

=> to be continued

coming soon SURKENTI - The Tetralogy (part 3)

7 komentar:

  1. terimakasih apresiasinya mas fhani.. part 3 is in progress..

    BalasHapus
  2. aku penasaran sama PEDRO!!!! wkwkkwkkwkk,..

    BalasHapus
  3. hahaha, di part 3 Insya Allah akan saya tunjukkan fotonya.. hahahahaha..

    BalasHapus
  4. hahahah.. Insya Allah di part3 akan kutunjukkan fotonya.. ditunggu ya....

    BalasHapus
  5. sik to, lebaran prei sik.. mudik.. hahahahah

    BalasHapus