surat tilang slip biru malah bikin jadi ribet
Kamu pasti pernah ketilang sama polisi kan di jalan? Kalau belum, ya bagus
deh, jangan sampai ketilang, serius! Sumpah! Banyak yang bilang
kalau misalnya kamu diberhentikan dan kena tilang polisi di jalan, minta
aja slip biru. Slip biru artinya mengakui kesalahan kamu dan bersedia membayar
denda di bank bri. Tapi, apa benar prakteknya akan semudah itu? Nah, ini nih
pengalamanku waktu kena tilang dan meminta slip biru serta prosedur
pembayarannya.
Waktu itu di pertengahan september aku kena tilang di daerah banyumanik
semarang. Aku sama temenku yang nebeng waktu itu mau ikut tes buat masuk sebuah
perusahaan di daerah semarang. Kita jalannya santai aja, gak kenceng dan selalu
berusaha mematuhi setiap rambu lalu lintas. Sial neraka bener singkat cerita
udah ada polisi nangkring di atas motor yang nungguin di pinggir jalan di depanku,
merasa gak bersalah, aku ngeloyor aja dengan tampang yang aku imut imutin.
Ternyata aku dikejar sama satu polisi berperut gendut dan diberhentikan. Wah
bingung donk aku, wong aku merasa gak ngelakuin salah apa apa. Pak polisi
gendut itu entah kenapa nuduh aku ngelanggar lampu merah sambil marah marah dan
maki maki gitu dengan tampang sok diserem seremin. Jujur dan sadar banget nih,
waktu itu aku gak merasa ngelanggar lampu merah. Kalo gak percaya, tanya aja
sama temenku yang tak boncengin. Setelah itu surat surat diminta dan kita
digiring ke pos polisi.
Di dalam pos polisi aku merasa di intimidasi banget ada dua polisi gendut
yang ngomongnya pake marah marah bernada tinggi. Aku pun dengan sok tenang
bilang "santai aja to pak, gak usah marah marah, saya juga ngomongnya baik
baik kok." setelah aku ngomong gitu, baru si pak polisi berdua itu agak
sedikit ramah, tapi tetep nyebelin sih tampangnya. Kayaknya itu memang cara
oknum polisi itu supaya kita merasa bersalah. Nah di pos polisi itu aku
terpaksa memutuskan untuk mengakui kesalahan yang sebenarnya tidak saya lakukan
dan meminta surat tilang slip biru. Pak polisi itu agak gak setuju dan menakut
nakuti kalau pake slip biru nanti harus bayar sebesar denda maksimal rp
500.000. “atau kalau pengen gak ribet kamu bisa ‘sidang ditempat’, nanti kamu
kasih saya berapa terus saya lepasin.” Kata pak polisi satunya.
Pak polisi itu pun menekan saya supaya mau bayar di tempat, supaya gak ribet
katanya. Tapi saya bersikeras, “wah gak mau saya pak, mending uang saya buat
bayar negara aja. Gak apa apa 500.000 juga.” Setelah itu STNK saya di tahan dan
pak polisi sama sekali gak menjelaskan prosedur pembayarannya. Karena saya buru
buru mau tes, saya langsung tancap gas lagi.
Beberapa hari setelahnya, setelah uang saya sudah terkumpul 500.000 hasil dari
gak pernah jajan, saya pergi ke random BRI, nah bank BRI yang saya datangi
ternyata gak bisa melayani tilang dan mbaknya bersikeras gak bisa ngelayani nafsu
saya untuk membayar tilang. Dan mbaknya malah nyeletuk dengan judes “nyusah
nyusahin aja sih mas, bayar tilang gini tu ribet, mendingan bayar di tempat mas
sama polisinya”. Hhmmm, parah juga ternyata mental penghuni bangsa ini, mental
penyogok.
Akhirnya saya menuju ke BRI Pattimura di daerah Johar yang katanya satu
satunya BRI yang bisa ngurus tilang di seluruh Semarang. Di bank itu memang
saya dilayani, dan disuruh membayar 500.00 sesuai denda maksimum. Setelah itu
saya dikasih slip pembayaran dan harus difotocopi untuk di bawa ke polrestabes
Semarang untuk mengambil STNK dan copy an satunya dibawa ke pengadilan setelah
hari persidangan. Di pengadilan ini nantinya saya akan mendapat putusan tentang
berapa saya harus membayar denda. Dan setelah itu bisa ke BRI lagi untuk
mengambil sisa uang 500.000 yg saya setor tadi. Lah? Kok emang beneran ribet yah
kayaknya, bikin aturan kok kayaknya prosedurnya njelimet banget. kalau sudah
mengaku bersalah dengan meminta surat tilang biru, kenapa saya masih disuruh ke
pengadilan lagi? Begitu yang ada di benak saya, tapi saya agak sedikit adem,
karena teller di BRI Patimura ini ramah ramah, dan saya dapat bonus permen. J
Dari BRI saya langsung meluncur ke polrestabes Semarang. Tapi disana lagi
lagi saya ditolak, kali ini sama pak polisi. Ternyata untuk mengambil STNK
bukan di polrestabes tetapi di polsek semarang barat. Walaah lha piye to iki? Kok
aku kayak diombang ambingkan di lautan
ketidakpastian. Pak polisi di polrestabes juga agak heran dan ngetawain
keputusanku untuk membayar di BRI. “lha kok pake bayar di BRI segala to mas? Bukannya
malah ribet to mas? Mending siding di tempat mas. Bayar ke polisi langsung di
jalan. Langsung beres” “memang itu legal ya pak? Bayar di jalan terus lolos dari
hokum?” takut bapak polisinya marah dia langsung tak tinggalkan dalam
kebingungan mau jawab apa. Akhirnya saya ke polsek semarang barat dan
mendapatkan kembali STNK saya. Satu lagi oknum yang menyarankan bayar di
tempat. Ckckckck! Oke berarti tinggal 1 lagi misiku: mengambil sisa uang denda
di BRI setelah dari pengadilan.
Setelah sekitar seminggu menunggu tanggal sidang, saya pergi ke pengadilan
negeri untuk mengambil surat putusan jumlah denda yang harus saya bayar. Di tempat
parkir saya langsung disergap para calo yang sangat bernafsu banget ingin
melayani saya. Tapi saya memilih menuntaskan sendiri masalah saya ini, sekalian
pengen ngerasain segala prosedur peraturan yang telah dibuat Negara tercinta
ini. (aslinya aku gak punya cukup duit buat bayar calo sih, org duitnya masih
di BRI semua 500.000 hehehheh!) saya bertanya ke seorang pegawai pengadilan “mas,
kalau mau ambil putusan dimana ya? Saya sudah setor di BRI.” Mas pegawai itu sengak
banget jawab “halah mas, ribet banget pake bayar di BRI segala, mending bayar
langsung di jalan mas, langsung beres.” “maaf mas, saya tanya dimana saya bisa
urus putusan tilang ini. Kalo masalah ribet biar saya yang pikirin, gak usah
repot”. Ternyata tambah 1 lagi yang menyarankan bayar di tempat. Walaaaahh apa
aku yang aneh dan salah ya kalau ingin menaati hukum yang berlaku? Bingung aku!
Setelah ditunjukin mas mas sengak tadi saya langsung menuju ke ruang pidana. Aku agak
lega, aku kira setelah ini akan beres dan bisa ngambil uang di BRI. Tapi…. Ternyata
belum, di ruang pidana aku disuruh memfotokopi surat putusan itu lalu dibawa
lagi kesitu. Huh, padahal aku gak tau dimana ada tukang fotokopi. Singkat cerita
aku sudah kembali ke ruang pidana dengan 2 lembar kerta fotokopian. Wah ini
pasti sudah selesai, batinku. “mas, setelah ini fotocopy an ini dibawa ke
kejaksaan negeri ya untuk meminta kuitansi bukti denda putusan sidang.” Whaaaattt???!!
Masih ada lagi??? Jujur aku gak tau dimana letak kejaksaan negeri itu. Akhirnya
aku keluar ruangan dengan muka kusut. Dan mas mas yang sengak tadi ngetawain
aku dengan senyum kemenangannya. “gimana mas? Ribet kan? Udah dibilangin
mending bayar di tempat kok.” Aku mengalihkan pembicaraan “mas, kejaksaan
negeri di mana ya?” dengan masih senyum nyebelin ma situ jawab “Itu mas di
depan museum jawa tengah bunderan kali banteng. Besok lagi kalau ditilang bayar
langsung aja mas” ini petugas Negara macam apa sih? Kok malah nyaranin cara
yang illegal. “gak mas, besok lagi gak mau aku urusan sama polisi lalu lintas. Aku
mau naik angkutan umum aja” aku jawab sekenanya. Setelah itu aku ke kejaksaan, dapat
kuitansi denda sebesar 49.000 dan tanpa masalah trus langsung menuju BRI untuk
mengklaim sisa uang yang tak titipin. Oh ya, di BRI aku harus beli materai 6000
untuk prosedur ngambil uang sisa. Dan uangku berhasil kembali 450.000.
Dari peristiwa di atas bisa saya simpulkan bahwa:
·
Oknum polisi jalan berlagak galak dan menekan
anda supaya anda merasa bersalah
·
Beberapa pegawai
pemerintah banyak yang menyarankan untuk menyogok. Mungkin sudah terbiasa
sehari hari kayak gitu.
·
Prosedur slip tilang biru lebih ribet dari slip
merah (Cuma sidang, denda trus pulang) padahal slip biru artinya = mengakui
kesalahan dan bersedia membayar denda, slip merah artinya = tidak mengakui
kesalahan dan bersedia disidang.
Yak, sampai disini dulu cerita dan curhat saya bro, maaf kalau ada yang
tersinggung, saya menulis ini berdasarkan cerita yang sebenarnya, tidak
ditambahi tambahi atau dikurang kurangi. Wassalam!
Pas di pengadilan surat apa saja ya mas yang dibawa? Ane juga brusan ketilang pake slip biru
BalasHapusngurusin nya gmna mas kalau boleh tau saya kena di bekasi
BalasHapus